This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Minggu, 17 Maret 2013
Menyelami Makna Pertaubatan Nasional PKS, Bagian terakhir dari tiga tulisan
20.48
sofyansiroj
No comments
“Kita pasti bisa melalui hari-hari sulit ini. Asalkan kita
mengetahui tiga syarat utama untuk melaluinya. Yang pertama adalah memohon
pertolongan pada Allah SWT. Allahumma iyya kana'budu wa iya kanasta'in![tujuh
kali]” (Political Statemet, Anis Matta).[1]
Prolog:
Shabibul Zhilal
menyatakan tentang iyya kana'budu wa iya kanasta'in:
“Kehidupan manusia tidak akan tegak diatas
manhaj Allah yang tinggi selama prinsip ini tidak terwujud dalam tashawwur
(pandangan dan persepsi) manusia. Ia wujud dalam tataran perasaan, akhlaq, perilaku
dan amal, tidak sama antara orang-orang yang mengimani akhirat dan orang-orang
yang mengingkarinya. Amal keduanya tidak sama di dunia dan balasan keduanya
tidak sama di akhirat. Inilah persimpangan jalan itu, iyya kana'budu wa iya kanasta'in.” inilah prinsip keyakinan, tidak
ada ibadah kecuali kepada Allah dan tidak ada pertolongan hanyakepada Allah.” [2]
Inilah kekuatan
dari seruan “Allahumma iyya kana'budu wa iya kanasta'in!” Anis Matta menyerukan ini tujuh kali
berulang-ulang, maknanya kekutan pemahaman dan aplikasi dari dari seruan ini
juga menjadi tujuh kali lipat. Sungguh,suatu gelora semangat pergerakan yang
luar biasa.
Sayyid Qutb
melanjutkan, “Seorang Muslim tidak boleh
merasa gentar sekalipun kekuatan sesat inisangat besar atau bertindak
semena-mena. Ia mampu mengalahkannya karena terus berhubungan dengan sumber
pertama ( Allah), dan karena mendapatkan pasokan kekutan dari sumber tunggal
bagi segala kekutan dan kemuliaan.” [3]
Maka, berlakulah ayat Allah:
“…Betapa banyak kelompok yang sedikit bisa mengalahkan kelompok
yang banyak dengan izin Allah….(al-Baqarah:
249).
Epilog:
“Tiada suatu nafas berhembus darim,kecuali di situ takdir allah
berlaku padamu. (takdir Allah berlaku bagi setiap hembusan nafasmu.)
Dalam setiap
kandungan nafas manusia itu biasa terjadi sesuatu yang berkaitan dengan
ketaatan maupun kemaksiatan kepada-Nya. Demikian pula dengan kejadian yang
berkaitan dengan pemberian nikmat dan ujian. Dengan kata lain, setiap helaan nafas
yang keluar sebagai sarana (wadah) bagi suatu peristiwa, makajangan sampai ia
digunakan untuk berbuat kemaksiatan dan perbuatan terkutuk lainnya kepada Allah
Ta’ala.
Bagaimana mungin dapat dibayangkan, kalau sesuatu dapat menjadi
hijab atas-Nya, padahal dialah yang menampakkan segaa sesuatu? Bagaimana bisa
dibayangkan, kalau sesuatu mampu menjadi hijab atas-Nya, apabila Dia-lah yang
tampak ada pada segala sesuatu? Bagaimana mungkin dapat dibayangkan, kalau
sesuatu mampu untuk menjadi hiajb atas-Nya,padahal Dia-lah yang terlihat dalam
segala sesuatu? Bagaimana bisa dibayangkan, kalau sesuatu mampu menajdi
penghalang atas-Nya, padahal Dia-lah Yang Maha tampak atas segala sesuatu? Lalu
bagaimana dapat dibayangkan, ada sesuatu mampu untuk menjadi penghalang
atas-Nya, sedangkan Dia-lah Yang Maha ada sebelum adanya segala sesuatu?
Bagaimana pula bisa dibayangkan, kalau sesuatu mampu menajadipenghalang
bagi-Nya, sementara Dia (keberadaan-Nya) lebih jelas (tampak) dari segala
sesuatu itu sendiri? Dan bagaimana mungkin dia akan dihijab oleh sesuatu,
padahal Dia adalah Yang Maha esa, yang tidak ada di samping-Nya sesuatu apa
pun. Bagaimana mungkin segala sesuatu akan mampu menghalangi-Ny, jika Dia lebih
dekat kepadamu dari segala sesautu itu sendiri? Bagaimana mungkin Dia bisa
dihalangi oleh sesuatu, sementara apabila tidak ada Dia, niscaya tidak aka nada
segala sesuatu itu? Alangkah mengherankan, bagaimana mungkin keberadaan sesuatu
yang ‘pasti ada’ (Allah) bisa terhalang oleh sesuatu yang (sebelumnya) ‘tidak
ada’ (adam, yaitu makhluk)? Bagaimana mungkin segala sesuatu yang baru
(al-hadists, yaitu makhluk) dapat bersama dengan Zat yang memiliki sifat Qidam
(tidak berpermulaan)?”
Hakikat sesuatu
yang sebelumnya tidak ada (makhluk) itu adalah berupa kegelapan. Sedangkan
wujud Allah Ta’ala itu laksana cahaya yang meneranginya. Pesan ini juga
bermakna bahwa kebenaran (Al-Haq) itu
selamanya tidak akan mampu menyatu dengan kebatilan. Dan kebatilan akan hancur
jika berusaha melawan kebenaran.
Jumat, 15 Maret 2013
Menyelami Makna Pertaubatan Nasional PKS, bagian dua dari tiga tulisan
06.00
sofyansiroj
No comments
Dan
karena itu juga, saya akan mengumumkan agenda pertama kita yaitu melakukan
pertaubatan bagi seluruh pengurus dan kader PKS. Kita akan memulai dari
istighfar, kita akan memulai dari taubat. Astaghfirullahaladzim.” (Anis Matta)
Kata kunci dari pernyataan Anis
Matta diatas ada dua hal yaitu taubat dan istiggfar.
Taubat
Taubat adalah kembali dari
sesuatu yang tercela dalam pandangan syariat kepada segala sesuatu yang terpuji
dalam pandangannya. Tobat merupakan prinsip pokok dalam kegiatan spiritual para
sufi, kunci kebahagiaan bagi para murid
dan syarat sahnya perjalanan menuju Allah.
“Dan
bertobatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kalian
beruntung.” (QS.An-Nur:31).
“Mohonlah
Ampun kepada Tuhan kalian dan bertobatlah kepada-Nya”
(QS. At-Tahrim:08)
Rasulullah, meskipun beliau
terpelihara dari segala dosa dan kesalahan, beliau sering memperbarui tobat dan
mengulang-ulang istigfar.
“Wahai
sekalian Manusia, bertobatlah kaliankepada Allah dan mohonlah ampunan-Nya.
Sesungguhnya aku bertobat kepada-Nya dalam sehari semalam sebanyak seratus
kali.” (HR. Muslim).
Syarat-syarat
Taubat:
1. Penyesalan
2. Menghentikan
perbuatan dosa
3. Bertekad
kuat tidak mengulangi[1]
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah menuturkan,” yang benar diantara orang-orang
yang bertaubat ada yang tidak bisa kembali ke derajat semula.namun, adapula
yang justru bisa kembali ke derajat semula. Namun, ada pula yang justru kembali
ke derajat yang lebih tinggi, sehingga
ia menjadi lebih baik daripadakeadaannya sebelum berbuat dosa”. [2]
Dosa Yang Menjadi Jalan Kepada-Nya.
Boleh jadi Allah membuka
ketaatan bagimu, akan tetapi tidak (belum) membuka pintu pengabulan
(diterimanya ketaatan itu). Dan boleh jadi pula Allah menakdirkan mu berbuat
dosa, akan tetapi ternyata dosa itu menjadi penyebab sapai tujuan engkau kepada-Nya.”
(Al-Hikam)
Nabi
saw pernah bersabda, sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah ra,
”Demi allah yang jiwaku berada dalam gengaman
tangan-Nya, andaikan diantara kalian tidak terdapat orang-orang yang melakukan
perbuatan dosa, maka dengan kebijaksanaan Allah akan menggantikan kalian dengan
umat baru yang melakukan perbuatan dosa, lalu memohon ampunan-Nya, dan
diampunilah dosa-dosa mereka oleh Allah.”
Maka
hendaknya kita jangan kita melihat ketaatan dan kemaksiatan secara lahiriah dan
dalam waktu tertentu saja. Seseorang yang Nampak ahli ibadah mungkin belum
dikabulkan permohonannya karena ibadahnya sebetulnya tidak semata-mata bagi
Allah. Sedang orang-orang yang jatuh dalam maksiat, lalu berhenti melakukannya
karena takut pada Allah, maka Allah akan menuntunnya menjadi orang yang baik di
sisinya.
Maksiat dan Rahmat Allah
“kemaksiatan yang
menimbulkan rasa hina dan rasa membutuhkan (penyesalan) jauh lebih baik
daripada ketaatan yang menimbulkan rasa bangga dan kesombongan.” (Al-Hikam)
Cara
pandang orang-orang yang ahli tentang perjalanan menuju Allah berbeda dengan
cara pandang orang awam. Seorang yang arif senantiasa memperhatikan dengan
seksama apa yang tengah terjadi, yang telah berlalu dan mempersiapkan untuk
kurun yang akan datang. Ia selalu disibukkan dengan strategi, bagaimana cara
untuk dapat lulus dalam ujian melewati
waktu-waktu tersebut.
“Tidak setiap orang yang
memperoleh keistimewaan sepenuhnya terbebas (dari penyakit-penyakit jiwa) Apabila
engaku terlanjur berbuat dosa, maka jangan membuat engaku berputus asa dalam
menggapai istiqomah kepada Rabbmu, karena bias jadi,itu adalah dosa terakhir
yang ditakdirkan bagimu.
Tak ada jabatan abadi di dunia
Bila engkau tidak ingin
bergeser, maka jangan memangku jabatan (kedudukan) yang tidak abadi bagimu. (Al-Hikam)
Jabatan
merupakan fitnah terbesar bagi para penempuh jalan menuju Allah Ta’ala. Sebab,
didalam jabatan terletak tanggung jawab besar yang (apabila tidak terpenuhi) bias
menggiring hamba kepada murka Allah.
Mundurnya
LHI dari keanggotan dari keanggotaan DPR RI Pertama, karena LHI ingin fokus
menyelesaikan masalah hukum yang menjeratnya. Kedua, jelas dia, karena tidak ingin
memakan gaji buta. Menjelaskan Jabatan itu tidak berada di hati dan pemikiran
para kader PKS. Jabatan adalah amanah untuk memperbaiki bangsa dan menyebarkan
rahmat Allah di muka bumi.[3]
Inilah arti penting pertobatan
itu. Merupakan instropeksi, refleksi dan lau tranformasi diri untuk melakukan
hal yang lebih baik kedepan. Terus bekerja, bekerja dan bekerja. PKS bekerjalah
untuk Indonesia, kemudikanlah perahu dakwahmu menerjang badai di lautan lepas
peradaban.
Perahu
dakwahku teruslah berlayar
Kau
kembangkan layarmu dengan manisnya
Kau
arungi samudera dakwah dengan indahnya
Kau
taklukkan ombak dan badai dengan tegasnya
Perahu
dakwahku teruslah berlayar
Walau
terjangan ombak siap menghantammu
Walau
badai besar siap menerjangmu
Yakinlah
bahwa kau akan sampai di pelabuhan terindah
Perahu
dakwahku teruslah berlayar
Takkan
goyah, walau satu layar terkoyah
Teruslah
arungi samudera dakwah ini dengan indahnya
Tetaplah
pada keyakinanmu bahwa perahu ini tidak akan tenggelam
Perahu
dakwahku teruslah berlayar
Walaupun
banyak penumpang yang meninggalkanmu
Aku
akan setia di dalam perahu ini
Hinggaku
bertemu pelabuhan indah bersamamu
Ku
kan setia dalam perahu dakwah ini[4]
Rabu, 13 Maret 2013
Menyelami Makna Pertaubatan Nasional PKS, pertama dari tiga tulisan
20.39
sofyansiroj
No comments
“Seperti
yang saya katakan tadi, kalau kita ingin memulai perubahan yang hakiki, kita
musti memulai dari diri kita sendiri. Kita sebagai manusia melakukan banyak
kesalahan. Terutama kami. Secara pribadi, saya dan semua pimpinan PKS menyadari
pasti melakukan kesalahan.
Dan
karena itu juga, saya akan mengumumkan agenda pertama kita yaitu melakukan
pertaubatan bagi seluruh pengurus dan kader PKS. Kita akan memulai dari
istighfar, kita akan memulai dari taubat. Astaghfirullahaladzim.”
“Kita
pasti bisa melalui hari-hari sulit ini. Asalkan kita mengetahui tiga syarat
utama untuk melaluinya. Yang pertama adalah memohon pertolongan pada Allah SWT.
Allahumma iyya kana'budu wa iya kanasta'in.” (Political Statemet,
Anis Matta).[1]
Hanya bergantung kepada Allah
saja. Mengingatkan saya pada penggalan dialog antara Sayyid Qutb dan Gamal
Abden Nasher. “Ketika ada orang yang menzhalami saya di bumi Mesir ini maka saya akan mengadukan
penyelesaian masalah ini kepada anda sebagai ‘rais’ (presiden di negeri ini).
Namun, saat ini anda yang menyakiti saya, maka hanya kepada Allahlah saya akan
mengadukan Anda,” kata beliau. Gemetar badan Gamal Abden Nasher mendengar
ucapan ini dan meminta sang ulama ini menarik ucapannya kembali.
Salah
satu cara yang paling bahaya dan harus diwaspadai dari musuh-musuh Islam adalah
penipuan yang menjebak umat Islam pada perangkap-perangkap mematikan. Menukil para ahli sejarah,
Syeikh Al-Mubarakfuri menulis bahawa pada bulan Safar tahun ke-4 H, beberapa
utusan dari kabilah-kabilah Adhal dan Qarah menemui Rasulullah saw. Dengan
wajah berseri-seri mereka mengatakan bahwa berita tentang Islam telah sampai
kepada mereka. Kerana itu, mereka meminta kepada Rasulullah saw mengutus
beberapa orang untuk mengajarkan agama dan Al-Quran. Dengan sukacita,
Rasulullah saw memenuhi permintaan mereka. Beliau mengutus enam orang dai.
Menurut riwayat lain, jumlah mereka sepuluh orang dan mengangkat Marsad bin Abu
Marsad al-Ghanawi sebagai pemimpin.
Utusan Rasul saw pun berangkat
bersama rombongan kabilah tersebut. Namun, sesampai di Raji', sumber air milik
Bani Hudzail di wilayah Hijaz antara Rabigh dan Jeddah, utusan kabilah itu
berteriak-teriak memanggil Bani Hudzail dan Bani Lihyan agar menyerang utusan
kaum Muslim. Jumlah musuh sangat banyak, sekitar seratus orang. Tujuh orang
pilihan yang dikirim Rasulullah saw itu gugur sedang tiga orang lagi selamat.
Mendengar berita penyerangan
terhadap para utusan itu, Rasulullah saw sangat sedih. Kesedihan itupun masih bertambah-tambah
lagi. Pada bulan itu juga terjadi tragedi lain yang lebih mengerikan yang
dikenal dengan peristiwa Bi'r Ma'unah.[2]
Peristiwa
Bi’r Ma’unah
Misi Dakwah di Bir Ma’unah
adalah peristiwa pengiriman duta dakwah Ke negeri Nejd atas permintaan Abu
Barra’. Awalnya Rasulullah khawatir dengan keselamatan duta akwah tersebut. Setelah
mendapat jaminan dari Abu Barra,’ saw mengutus 70 orang pilihan, tokoh kaum
muslimin dan Ahli al-Quran yang dipimpin oleh Al-Mundzir bin Amru yang berasal
dari suku Sa'idah.Setibanya di Bi'r Ma'unah, sebuah tempat yang terletak antara
perkampungan Bani Amir dan perkampungan Bani Hurrah bin Salim, mereka
beristirehat. Semua utusan tersebut di bunuh. Dan berita ini sampai ke
Rasulullah melalui Amr bin Umayyah.
Tragedi ini membuat kepedihan dan kesedihan mendalam di hati Rasulullah saw sehingga selama 30 hari
beliau mendoakan kebinasaan kabilah-kabilah yang telah menghina dan mambantai
sahabat-sahabatnya itu.[3] Atau disebut dengan Qunut
Nazilah.
Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa
ini adalah:
Pertama, adalah
sunnatullah bahwa musuh-musuh Islam akan terus berusaha mematikan agama ini. dan
menghalangi penyebaran nilai-nilainya, tapi juga dengan membunuh para dainya.
Kedua,. Bisanya bersifat konspiratif. Dimensinya luas, bisa masuk
sektor politik, militer, rekayasa sosial atau bahkan misi dekadensi moral.
Ketiga, yang harus dimiliki umat Islam
adalah selalu mengambil pembelajaran,
Meningkatkan kapasitas diri, cerdas dan hati-hati dalam bertindak. Sehingga
mempunyai imunitas berupa kredibilitas akidah, intelektualitas,
moralitas dan sosial.[4]
Selaras dengan Pernyataan anis
Matta:
“Seperti
yang saya katakan tadi, kalau kita ingin memulai perubahan yang hakiki, kita
musti memulai dari diri kita sendiri. Kita sebagai manusia melakukan banyak
kesalahan. Terutama kami. Secara pribadi, saya dan semua pimpinan PKS menyadari
pasti melakukan kesalahan.”
Bersambung…………
PKS Tegar di Tengah Badai
20.35
sofyansiroj
No comments
Saudaraku/Kau tahu bencana datang
lagi/Porak lagi negeri ini/Hilang sudah selera orang-orang untuk
mengharap/Sementara jiwa-jiwa nelangsa itu/ Sudah sedari lama
berbaris-baris/memanggil-manggil.
Keluarlah…. Keluarlah
saudaraku/Dari kenyamanan mihrabmu/ Dari kekhusu’an I’tikafmu/dari keakraban
sahabat-sahabatmu.
Keluar…keluarlah sahabatku/Dari
keheningan mesjidmu/ Bawa ruh-ruh sajadahmu ke jalan-jalan/Ke pasar-pasar, ke
majelis yang terhormat/ ke kantor-kantor pemerintahan/ dan pusat-pusat
pengambilan keputusan.
Keluar…. Keluarlah saudaraku/
Dari nikmat kesendirianmu/ Satukanlah kembali hati-hati yang berserakan ini/
kumpulkan kembali tenaga-tenaga yang tersisa/ Pimpinlah dengan cahaya kafilah/
Nurani yang terlatih/ Di tengah gurun badai kehidupan
Sambut saja ia/Engkaulah yang ia
cari.
Bait-bait puisi ini diklaim oleh
Faidhi Rizani di kronologi Facebooknya sebagai karya Anis Matta. Setelah drama
isu suap LHI bergulir Anis Matta dinobatkan sebagai nakhoda baru PKS ditengah
badai konspirasi yang melanda PKS. Selaras dengan political statement Anis
yang begitu menghentak baik untuk internal dan eksternal.
Secara internal political statement ini adalah sarana untuk koreksi kedalam dan
membangun kebersamaan untuk kesolidan kader. Sedangkan secara eksternal
menunjukkan PKS mempunyai imunitas dari berbagai konspirasi, dan sangat yakin
mampu keluar dari kemelut ini.
Bila dibandingkan dengan gerakan
Hamas yang juga seringsekali terjadi pembunuhan secara fisik kepada para
pemimpinnya. Tapi bangunan kokoh gerakannya tidak pernah mati. Regenerasi
kepemimpinan berlangsung sangat cepat. Bahkan tidak kalah kualitasnya dengan
pendahulunya. Misalnya, ketika terjadi pembunuhan syekh Ahmad Yasin, tiba-tiba
dunia dikejutkan oleh tampilnya sosok, Abdul Aziz Rantisi, Ismail Haniyah dan
Khalid Misyal yang begitu cemerlang.
Begitu juga dengan PKS, bisa jadi
dengan drama LHI ini akan muncul pemimpin-pemimpin baru yang lebih energik dan
elegan. Sosok Anis Matta adalah salah satunya. Banyak harapan Anis akan membawa
PKS lebih baik dari pada pendahulu-pendahulunya. Lekat dengan nilai-nilai
tarbiyah dan inovasi baru dalam pergerakan politik. Setiap zaman punya karakteristiknya,
punya tokoh khasnya dan juga diperlukan wawasan yang khas.
Berbeda dengan empat pendahulunya
yang lebih konsevatif, Anis Matta adalah seorang progresif yang penuh dengan
ide-ide yang sangat muda. Bukan tidak mungkin
Anis akan membawa PKS ke tengah lautan lagi, dimana para nelayan akan
mendapatkan ikan yang lebih banyak. Namun, semakin ke tengah artinya semakin
banyak badai.
Saat ini adalah fase ujian
terberat bagi PKS. Mihwar Muassasi (fase perjuangan struktur perpolitikan) menuju Mihwar Dauli (Fase mengelola Negara)
memang tidak mudah. Kelihatannya Allah ingin memperpendek jarak antara masa ini
dengan mengirimkan badai tsunami politik ini kepada PKS. Seperti halnya juga
yang terjadi di Mesir, hanya perlu waktu 18 hari dari visi masa depan 20 tahun
yang akan datang dari gerakan dakwah di sana. Akhirnya mereka mengelola negara.
Kejadian di jazirah Arab itu jauh
diluar prediksi akal manusia. Tanda-tanda kebangkitan itu sudah mulai
ditampakkan Allah. Sekarang apakah PKS termasuk salah satu lokomotif dan gerbong dari kemenangan besar tersebut?
Jawabannya masih akan kita lihat di hari-hari mendatang.
Keluar…. Keluarlah saudaraku/
Dari nikmat kesendirianmu/ Satukanlah kembali hati-hati yang berserakan ini/
kumpulkan kembali tenaga-tenaga yang tersisa/ Pimpinlah dengan cahaya kafilah/
Nurani yang terlatih/ Di tengah gurun badai kehidupan
Sambut saja ia/Engkaulah yang ia
cari.
Menakar Masa Depan PKS
20.32
sofyansiroj
No comments
Dalam
perjalanan ke Singapura baru-baru ini Ust. Luthfi Hasan Ishaq (LHI) bertemu
dengan agen Mossad Israel. “Melihat perkembangan PKS saat sekarang ini, bisa
dipastikan PKS akan menjadi partai dua besar di Indonesia, dan kami (Israel) tidak akan rela dengan kondisi
seperti ini,” jelasnya. Ini status salah satu dari petinggi PKS di Jejaring
sosial Facebook.
Lautan yang
tenang tak akan pernah menghasilkan nakhoda yang tangguh. Langit yang cerah
tidak akan pernah melahirkan pilot yang piawai. Bangunan yang kokoh perlu ujian
didera angin badai untuk menguji kekokohannya. Semakin tinggi pohon, maka
semakin kencang pula angin yang menghembusnya. Sosok yang terlahir di tengah
badai, takkan goyang oleh tiupan angin.
Drama
penangkapan LHI dinilai banyak pihak adalah rekayasa politik yang sangat tidak
elegan. Di tengah terpuruknya citra partai-partai politik di Indonesia, Cuma
PKS yang belum tersentuh. Sebagai Partai Islam terbesar saat ini PKS nampaknya
menjadi sasaran tembak untuk meruntuhkan citra baiknya yang terbangun selama
ini. Citra Bersih, Peduli dan professional itu semakin nyata tatkala di akhir
tahun 2012 ini PKS termasuk Partai yang Kadernya tidak ada tersandung Kasus
korupsi.
Momen banjir
Jakarta juga semakin menguatkan posisi PKS sebagai Partai yang peduli terhadap sesama
dan sigap dalam tugas-tugas sosial dan kemanusiaan. Sehingga citra bekerja
untuk Indonesia tidak hanya citra di atas angan bahkan terpatri menjadi rasa di
dalam hati masyarakat Indonesia khususnya
bagi warga Jakarta.
Secara Internasional
PKS juga dianggap sebagai Partai Islam yang paling berhasil menyatu dengan
budaya tempatan, bila dibandingkan dengan Partai AKP di Turki dan Partai FJP di
Mesir. Analisis para pakar politik Internasional juga banyak yang memprediksi
PKS akan mampu menjadi salah satu patron politik dunia Islam ketika beradaptasi
dengan system demokrasi. Bahkan ada yang lebih ekstrim menyatakan PKS akan
tampil menjadi juru bicara dunia Islam vis a vis eropa dan Amerika serikat yang
mengusung ideology kapitalis-liberalis.
Memang kita
sangat terkejut dan bersedih. Bahkan banyak ahli hukum yang menilai janggal.
Namun, kita janganlah menjadikan KPK sebagai musuh. Terutama dari fungsionaris
dan kader PKS harus cerdas dan bijaksana, bergerak secara sistematis dan tidak
tergesa-gesa dan reaktif menghadapi ujian ini.
Ingatlah,
KPK adalah sahabat kita untuk memperbaiki bangsa ini. Siapapun yang berkomitmen
membangun ini bersama-sama adalah sahabat. Kita tidak dapat membangun negeri
ini sendirian. Selama ini PKS sudah membuktikan dirinya bisa menjadi perekat
sumber-sumber potensial kekuatan bangsa ini. Maka PKS jangan terjebak untuk
menjadikan KPK sebagai musuh. Pandanglah mereka sebagai sahabat, membangun
negeri ini lebih baik.
Setidaknya
perlu diluruskan beberapa hal yang ganjil dalam isu suap LHI ini. Pertama, Johan Budi menyampaikan
dibeberapa media bahwa LHI dijemput dalam rangka pemeriksaan atau
mengantarkan surat pemeriksaan dan bahkan Johan berkali-=kali mengulangi
percakapan ini. Tapi pada kenyataannya pengacara mengatakan LHI dijemput menggunakan
surat penangkapan paksa (M Assegaf, Pengacara LHI).
Kedua, AF yang selama ini dikatakan sebagai kader PKS, ditegaskan bahwa
AF bukanlah kader PKS dan tidak dikenal di jajaran PKS (konfirmasi, detik.com,
islamedia.web.id).
Ketiga, AF yang selama ini beredar adalah sekretaris pribadi LHI itu tidak
benar, sesuai bantahan dari Ayi Muzayni yang merupakan protokoler LHI yang
mengenal Betul LHI (kofirmasi, islamedia.web.id)
Keempat, di banyak media bahwa LHI ditangkap bersama wanita AM itu tidak
benar dan ini berita yang sesat dan menyesatkan (konfirmasi, detik.com,
dakwatuna.com, republika.co.id)
Kelima, Hartono adalah sekretaris LHI yang sebenarnya telah menegaskan
bahwa tidak mengenal AF sama sekali dan AF bukanlah sekretaris pribadi LHI
(konfirmasi islamedi.web.id).
Kita tidak
ingin sebenarnya masuk dalam pihak pro dan kontra. Tapi mencoba menganalisis
dengan jernih pokok permasalahannya. Kalau drama penangkapan LHI ini tidak
dilihat secara akal sehat maka akan banyak pihak yang tercederai. LHI selaku
tersangka kasus suap sapi impor yang ditangani oleh KPK, bisa saja nantinya
menjadi scenario untuk membenturkan PKS dengan KPK sehingga penegakan kasus
korupsi yang sedang berjalan saat sekarang ini terkendala dan terhalang
jalannya.
Selain itu,
para pendengar, pengamat, terlebih lagi pihak-pihak yang selama ini membenci
PKS, akan kehilangan akal sehat dan jati diri mereka karena akan melakukan
pembenaran terhadap berita yang berkembang. Sebagai seorang yang berakal kita
hendaknya menelisik permasalahan ini dengan seksama dan hati yang lapang.
Apatah lagi
lingkungan sosial politik dan ketatanegaraan kita belum berjalan apik. Masih
banyak undang-undang yang terkesan menguntungkan sepihak dan sangat lentur.
Parahnya lagi sebagian penegak hukumnya ada yang bekerja sama dengan tersangka
keburukan.
Kepada kader
PKS jika ini fitnah, maka ini adalah ujian untuk menunjukkan tingkat kemurnian
cita-cita dan perjuangan PKS memperbaiki Indonesia. Dalam bahasa arab fitnah
berarti pembakaran. Seorang leksikograf muslim termashur al-Jurjani dalam kitab
At-Ta’rifat menyebutkan hakikat “fitnah” sebagai sesuatu yang dapat memperjelas
keadaan manusia dalam hal kebaikan dan kejahatannya.
Ibarat panas
bagi proses pemurnian emas. Maka dalam bahasa Arab jika logam emas sedang
mengalami proses pembakaran dengan api untuk mengetahui kadar kemurniannya.
Logam emas itu disebut sedang dilanda fitnah.
Atas dasar
itu, dalam bahasa Arab makna dasar “fitnah” diartikan sebagai pembakaran atau
pencairan emas guna menguji kadar kemurniaanya. Maka “fitnah” berarti
pembakaran, ujian cobaan, godaan, pesona atau sesuatu yang membakar (status
akun facebook Abu ridho). Semoga ini benar adalah fitnah dan nanti akan Nampak
kadar kemurnian baik dari LHI,KPK maupun PKS.
Kita
ditakdirkan menjadi manusia, buka syetan ataupun malaikat, sehingga meyebabkan
kita tidak bisa lepas dari dua tarikan; tarikan iman, himmah (semangat)nya, pemikiran dan rasa tanggungjawab. Karena ia
selalu berusaha mengerjakan amal shaleh dan bertekad mengerjakan kebaikan dan
amal shaleh.
Dakwah
adalah perjalanan panjang berliku. Perlu dasar pijakan kuat untuk memulainya.
Sebab, perjalanan ini tak kenal kata berhenti. Hanya dibenarkan melepas
lelah. Melepas lelah di oase-oase yang
tersebar disepanjang perjalanan. Biar dahaga jiwanya lepas. Bila jiwanya dahaga
inilah awal kehancuran. Dahaganya akan diisi oleh hawa nafsu oase syetan. Maka,
kesesatan dan kemaksiatanlah yang nampak padanya. Inilah fenomena yang dialami
setiap aktivis yang menekuni gerakan pendidikan Islam (amal tarbawi Islami) di sepanjang perjalanannya.
Dari
mana pun mulainya, perjalanan hidup memang tak akan pernah lepas dari cobaan.
Bentuknya tidak seperti yang disadari banyak orang: derita, sedih, dan
sejenisnya. Karena sesuatu yang menyenangkan pun ujian. Di antara yang
menyenangkan itu adalah uang atau harta. Dan justru, inilah ujian berat yang
tidak banyak orang bisa mulus melalui lubang gelapnya.
Itulah
yang dimaksud Sayyid Quthb dalam tafsir Azh-Zhilal ketika mengomentari surah
Al-Anbiya ayat 35. Firman Allah swt., “…Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan.”
Seorang
mukmin hidupnya kadang mirip peladang. Tak pernah lelah membuka lahan, menanam
benih, merawat, menjaga, dan akhirnya menikmati indahnya tanaman yang mulai
berbuah. Tapi, jangan pernah menanggalkan parang. Karena dalam kebun juga ada
ular, babi hutan, dan anjing liar.
Para
pengamat banyak mengatakan bahwa kasus ini akan membawa efek positif dan
negatif bagi masa depan PKS ke depan. Bila terbukti maka akan berdampak pada
turunnya citra PKS dan momen-momen pilkada terutama di Jawa barat. Tapi kalau
tidak terbukti malah bisa menjadi investasi PKS untuk menjadi lebih besar dan
solid. Selain itu, jika tidak terbukti maka para musuh PKS akan berpikir ulang
untuk mengeruk keuntungan di air keruh. Karena akan terbukti PKS itu solid,
cerdas, sistematika bergerak dan berpikir mantap dan tidak reaktif. Terakhir,
kepada para kader PKS, jika takut akan gelombang maka jangan membangun rumah di
bibir pantai.
Saat
sekarang ini kita harus bisa menganalisis lalu mengambil simpulan. Selanjutnya
kita harus melakukan analisis sekali lagi dan baru mengambil kesimpulan. Cerita
ini belum berakhir mari kita ikuti saja kasus ini dengan tenang. Ini adalah
skenario panjang yang pasti akan berakhir. Semoga berakhir dengan husnul
khotimah.
Rabu, 19 Oktober 2011
Getar-Getar Pesan Peradaban Azan
10.01
Eddy Syahrizal
No comments
Getar-Getar Pesan Peradaban Azan
Panggilan Allah ini berkumandang dari masjid-masjid yang merupakan poros peradaban. Panggilan dari poros peradaban. Panggilan kasih dari sang kekasih. Panggilan instruksi dari sang pemimpin. Panggilan kehormatan pada seorang hamba yang hina dina. Panggilan kerinduan yang senantiasa dinantikan hamba yang sibuk dengan dirinya, melupakan Rabbnya. Panggilan pulang pada hati dan jiwa yang kelana kembara. Sahutilah pesannya dan jawablah keinginan jiwa yang selalu ingin mendekat Rabb-Nya.
Panggilan ini tidak pernah berhenti meyeru sedetikpun dari dikumandangkan pertama kali oleh Bilal, sampai akhir bumi ini. Inilah panggilan abadi di dalam waktu dan hati. Menyeru pada insan yang masih punya iman di dalam relung qolbu. Kalau ia hanya punya hati maka telinganya akan pekak. Qolbunya akan bebal, dan kakinya tidak akan mau melangkah ke poros peradaban, masjid yang terhampar di sana mihrab-mihrab.
Azan adalah media informasi yang menyuarakan pesan peradaban yang tidak pernah putus. Selalu online. Jika peradaban memiliki banyak ruh, maka azan adalah salahsatu ruhnya, shalat adalah ruh yang lain. Taklim dan khutbah adalah ruh pesan yang lainnya. I’tikaf adalah madrasah peradabannya. Semua dikembalikan kemesjid. Disana mereka mengagungkan kebesaran Allah Subhanahu wata’ala, disana mereka mengakui dan bersaksi Ilah mereka adalah Allah yang maha perkasa, disana mereka bersaksi Muhammad saw adalah hamba dan rasulnya, di sana mereka buktikan pengabdian dengan shalat, rekreasi jiwa kaum mukhlisin dan muttaqin, dari sana mereka merancang kemenangan-kemenangan peradaban, lalu kembali mereka mengevaluasi kinerja dengan Shalat dan mengembalikan semua hasilnya kepada kehendak Rabb yang maha Besar dan Agung.
Inilah pesan peradaban azan dan mesjid adalah medianya, Muazzin adalah pembawa pesannya kepada seluruh umat Muslim. Sekarang marilah ku ajukan sebuah pertanyaan kepadamu, wahai manusia peradaban, Bukankah Allah telah menghamparkan seluruh bumi ini menjadi masjid, seluruh tanah dihalalkan bagi umat Muhammad saw sebagai tempat sujud? Maka kenapa engkau tidak menjadikan semua permukaan tanah dan luasnya cakrawala sebagai Mesjid yang menyampaikan pesan azan? Sehingga getar-getar peradaban itu membahana di seluruh tempat dan mengangkasa di cakrawala? Kenapa saat ini tanah dan angkasa mu di penuhi pesan syetan dan Dajjal. Melalu media informasi mereka yang bernama majalah, surat kabar, bulletin, situs internet, jurnal-jurnal syaitoni yang membawa pesan perusak peradaban? Tanah yang dihamparkan seakan-akan sudah menjadi kuil, gereja dan sinagog. Tak ada lagi tempat untuk mesjid. Angkasa dan udaranya sudah tercemar oleh racun-racun syahwat dan syubhat.
Dirikanlah masjid disemua hamparan bumi dan marilah kita penuhi angkasa dengan pesan peradaban yang terinspirasi dari lantunan azan. Mari kita kelola media informasi dan teknologi informasi menjadi ruh untuk kemajuan dakwah, penguasaan terhadap informasi dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya adalah sebuah keniscayaan.
Inilah getar-getar pesan peradaban azan yang akan abadi di sejarah bumi. Sampai sang azali menentukan takdir kehancuran bumi. Ia akan menjadi ruh dalam peradaban menggetarkan setiap hati. Menghidupkan semua nurani. Menguatkan keyakinan diri. Membuat lisan menjadi fasih. Membuat semangat bergemuruh, sehingga umat ini hidup dan berharakah, thawaf di poros peradaban di mana mihrab-mihrab keabadian terhampar.
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang di dalam masjid-masjid Allah untuk menyebut nama-Nya, dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehinaan didunia dan di akhirat mendapat azab yang berat. (Q.S Al-Baqarah : 114)
Eddy Syahrizal
General Manager QR-Foundation For NKRI
(Masjid Arfaunnas, Sabtu, 10 Dzulqa’idah 1432 H/08 Oktober 2011 M, 12:08:23 PM WIB)
GETARAN- GETARAN ADZAN
09.47
Eddy Syahrizal
No comments
GETARAN- GETARAN ADZAN
H. Sofyan Siraj Abdul Wahab, Lc,MM.
Direktur Utama Qolbu Re-Engineering Foundation (QRF)
”jika kita berdakwah banyak memiliki ruh, maka media informasi dan information tekhnologi adalah salah satu yang menjadi ruh nya, sehingga untuk kemajuan dakwah, penguasaan terhadap informasi dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya adalah sebuah keniscayaan”
Kemajuan Islam adalah hal yang didambakan oleh para da’I, sebagai tujuan dari perjuangan yang telah dilakukan dalam rentang waktu yang sangat panjang. Banyak tahapan yang dilewati serta banyak hammbatan yangmenghalangi. Untuk kemajuan islam itu menurut sayid quthb rahimahullah ada tiga syarat yang mesti dipenuhi yaitu: jamaa’ah yang mampu menghilangkan egonya dan ego masyarakat, tergantung pada usaha yang telah dikerahkan, dan tergantung pada sarana yang sesuai dengan waktu dan tuntutan kondisi yang digunakan nya. Sebelum itu semua, sesuai representasi dirinya terhadap hakikat manhaj ini, serta penerjemahannya secara praktis dalam realitas dan prilaku dirinya 1
Dan pengarahan kekuatan dalam dakwah harus sesuai dengan kebutuhan sedang kesesuaian waktu dan tempat adalah kata lain dari kesadaran terperinci dan rencana yang matang dan detail.
Untuk sebuah kemajuan Islam dibutuhkan kekuatan kepemimpinan yang didukung oleh kuantitas yang berkualitas. Untuk memperoleh hal tersebut maka hal yang mesti dilakukan adalah dengan melakukan gerakan rekrutmen yang luas dan cepat untuk kemudian memberikan binaan dan pencerahan tentang keberadaan islam. Sehingga dengan jumlah yang banyak, maka kita telah tersebar di berbagai lini kehidupan yangdari setiap lini akan mengusung kebangkitan dan kemajuan Islam.
Untuk melakukan rekrutmen ini ada beberapa langkah besar yang saling mendukung; dengan menyebarkan ulama oratoryang memiliki kefasihan bahasa untuk berpidato di mesjid-mesjid, berceramah di berbagai perkumpulan, karena pengaruh mereka amat besar. Mereka akan mampu menarik masa yang ada disekelilingnya, yang akanm endekatkan mereka pada pemahaman jama’ah Selanjutnya melakukan gerakan pembanjiran dengan puluhan ribu naskah untuk di sebarkan ke berbagai penjuru negeri. Sehingga pesan-pesan jama’ah dapat menyentuh ke berbagai lapisan masyarakat. Hal ini dilakuakan sebagai upaya untuk menciptakan pengaruh intensif yang bias dikokohkan , dilanjutkan, dan dikembangkan menjadi afiliasi harakah.
Penggunaan media elektronik juga dapat dipergunakan untuk memperbanyak kaset- kaset yang secara terorganisir. Sehingga jangkauan dakwah bias memasukai kamar wanita melalui kaset, seorang ulama bertanya jawab dengannya, memasuki hati orang yang buta huruf, terasing dan jauh tidak bisa dijangkau oleh para da’I, mengisi obrolan malam para petani.
Kemajuan teknologi adalah salah satu yang bisa di manfaatkan oleh kita untuk menyampaikan pesan-pesan ilahi, seperti membuat website, email serta beragam bentuk kecanggihan teknologi informasi lain. Juga dengan membuat film documenter yang akan menggiring manusia mendekatkan diri kepada Allah SWT, seperti yang dilakukan Harun Yahya.
Hal ini dilakukan bukan insidentil, akan tetapi sebagai sebuah pekerjaan yang terencana dari hasil syura para mu’asis (pelopor). Yang didalamnya ada banyak komisi yang merupakan pembagian kerja dalam melakukan tugas-tugas yang diembankan jama’ah. Sekali lagi hal ini dilakukan sangat terencana dan dari hasil pengkajian dan telaah yang mendalam terhadap berbagai realitas.
Dari pemaparan diatas adalah suatu kemutlakan umat islam (baca ; da’I) untuk menguasai informasi. Dengan demikian kita membutuhkan komisi yang beranggotakan da’I sesnior yang berkumpul tiga sampai emapt kali setahun untuk membantu merumuskan kebijakan periodic bagi jurnal dan menentukan cirri-ciri utamanya.
Juga komisi lain yang berkumpul saat diperlukan untuk memnentukan garis-garis umum untuk editorial penting yang memilikikarakter unik, serta memberikan komentar pada peristiwa yang besar.
Juga puluhan da’I dan penulis lain dari semua majalah, yaitu mereka yang tersebar di berbagai Negara yang diminta menulis oleh majalah.
Hal itu belum bisa dikatakan lengkap jika belum memiliki staf pendukung, dewan redaksi, yang terdiri dari enam jenis amal yang komplementatif :
A. Arsip, yang terdiri dari berbagai artikel penting dari berbagai jurnal dan membaginya dalam dalam beberapa file.
B. Membuat synopsis; dengan meringkas artikel-artikel panjang yang dietrbitkan berbagai media cetak menjadi bebrapa baris kalimat, hal ini sama dengan seorang peneliti sejarah yang menelaah jurnal-jurnal lama sebelum mengumpulkan arsip, lalu menggaris bawahi alenia-alenia penting.
C. Pembuat catalog: yang bertugas membuat daftar judul artikel yang telah diterbitkan mengenai tiap-tiap tema dalam satu kelompok jurnal yang lebih luas di telaah pembuat synopsis, atau yang menjadi sumber arsip. Disertai nama-nama buku dalam setiap tema, dokumen-dokumen khusus yang terjaga.
D. Konsultan yang memilih belasan njadi rujukan para redaksi melalui dialog dan korespondensi
E. Peneliti yang memilih belasan da’I muda, dan masing-masing ditugasi untuk meneliti satu tema penting di waktu luangnya sepanjang hari. Mereka berfungsi sebagai :pertama, menyempurnakan kekurangan arsip, kedua, kader yang diharapkan menjadi pakar beberapa tahun yang akan datang.
F. Manajer yang mengkoordinasikan, syaratnya adalah senang bekerja, dan tidak dibebani dengan kewajiban-kewajiban organisasi. Kewajibannya adalah mengunjungi dan mengarahkan para pekerja arsip dan catalog, bertemu dengan para peneliti dan konsultan
Dengan demikian dalam amal dakwah ini para da’I perlu menjaga dan memiliki jurnal khusus yang didistribusikan keberbagai Negara untuk meningkatkan kesadaran politik serta pemikiran para da’i.
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang di dalam masjid-masjid Allah untuk menyebut nama-Nya, dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehinaan didunia dan di akhirat mendapat azab yang berat. (Q.S Al-Baqarah : 114)
Catatan kaki
1. Hadzad – Din,
2. Peristiwa besar seperti terjadinya peledakan gedung WTC (world trade center), umat islam dalam menyikapi hal ini tidak bisa gegabah. Harus ada sikap resmi yang dimiliki oleh umat islam agar terhindar berbagai fitnah. Apalagi dalam kondisi menyudutkan umat islam.