Pemberitahuan

Blog ini masih dalam tahap Konstruksi. Mohon Kesabaran dari Pembaca sekalian dan mohon doanya. blog ini adalah tempat kumpulan Tulisan para Asatidz dari seluruh pelosok Nusantara Insya Allah.

Rabu, 19 Oktober 2011

Getar-Getar Pesan Peradaban Azan

Getar-Getar Pesan Peradaban Azan

Panggilan Allah ini berkumandang dari masjid-masjid yang merupakan poros peradaban. Panggilan dari poros peradaban. Panggilan kasih dari sang kekasih. Panggilan instruksi dari sang pemimpin. Panggilan kehormatan pada seorang hamba yang hina dina. Panggilan kerinduan yang senantiasa dinantikan hamba yang sibuk dengan dirinya, melupakan Rabbnya. Panggilan pulang pada hati dan jiwa yang kelana kembara. Sahutilah pesannya dan jawablah keinginan jiwa yang selalu ingin mendekat Rabb-Nya.

Panggilan  ini tidak pernah berhenti meyeru sedetikpun dari dikumandangkan pertama kali oleh Bilal, sampai akhir bumi ini. Inilah panggilan abadi di dalam waktu dan hati. Menyeru pada insan yang masih punya iman di dalam relung qolbu. Kalau ia hanya punya hati maka telinganya akan pekak. Qolbunya akan bebal, dan kakinya tidak akan mau melangkah ke poros peradaban, masjid yang terhampar di sana mihrab-mihrab.

Azan adalah media informasi yang menyuarakan pesan peradaban yang tidak pernah putus. Selalu online. Jika peradaban memiliki banyak ruh, maka azan adalah salahsatu ruhnya, shalat adalah ruh yang lain. Taklim dan khutbah adalah ruh pesan yang lainnya. I’tikaf adalah madrasah peradabannya. Semua dikembalikan kemesjid. Disana mereka mengagungkan kebesaran Allah Subhanahu wata’ala, disana mereka mengakui dan bersaksi Ilah mereka adalah Allah yang maha perkasa, disana mereka bersaksi Muhammad saw adalah hamba dan rasulnya, di sana mereka buktikan pengabdian dengan shalat, rekreasi jiwa kaum mukhlisin dan muttaqin, dari sana mereka merancang kemenangan-kemenangan peradaban, lalu kembali mereka mengevaluasi kinerja dengan Shalat dan mengembalikan semua hasilnya kepada kehendak Rabb yang maha Besar dan Agung.

Inilah pesan peradaban azan dan mesjid adalah medianya, Muazzin adalah pembawa pesannya kepada seluruh umat Muslim. Sekarang marilah ku ajukan sebuah pertanyaan kepadamu, wahai manusia peradaban, Bukankah Allah telah menghamparkan seluruh bumi ini menjadi masjid, seluruh tanah dihalalkan bagi umat Muhammad saw sebagai tempat sujud? Maka kenapa engkau tidak menjadikan semua permukaan tanah dan luasnya cakrawala sebagai Mesjid yang menyampaikan pesan azan? Sehingga getar-getar peradaban itu membahana di seluruh tempat dan mengangkasa di cakrawala? Kenapa saat ini tanah dan angkasa mu di penuhi pesan syetan dan Dajjal. Melalu media informasi mereka yang bernama majalah, surat kabar, bulletin, situs internet, jurnal-jurnal syaitoni yang membawa pesan perusak peradaban? Tanah yang dihamparkan seakan-akan sudah menjadi kuil, gereja dan sinagog. Tak ada lagi tempat untuk mesjid. Angkasa dan udaranya sudah tercemar oleh racun-racun syahwat dan syubhat.

Dirikanlah masjid disemua hamparan bumi dan marilah kita penuhi angkasa dengan pesan peradaban yang terinspirasi dari lantunan azan. Mari kita kelola media informasi dan teknologi informasi menjadi  ruh untuk kemajuan dakwah, penguasaan terhadap informasi dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya adalah sebuah keniscayaan.

Inilah getar-getar pesan peradaban azan yang akan abadi di sejarah bumi. Sampai sang azali menentukan takdir kehancuran bumi. Ia akan menjadi ruh dalam peradaban menggetarkan setiap hati. Menghidupkan semua nurani. Menguatkan keyakinan diri. Membuat lisan menjadi fasih. Membuat semangat bergemuruh, sehingga umat ini hidup dan berharakah, thawaf di poros peradaban di mana mihrab-mihrab keabadian terhampar.

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang di dalam masjid-masjid Allah untuk menyebut nama-Nya, dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehinaan didunia dan di akhirat mendapat azab yang berat. (Q.S Al-Baqarah : 114)

Eddy Syahrizal
General Manager QR-Foundation For NKRI
(Masjid Arfaunnas, Sabtu, 10 Dzulqa’idah 1432 H/08 Oktober 2011 M, 12:08:23 PM WIB)

GETARAN- GETARAN ADZAN



GETARAN- GETARAN ADZAN
H. Sofyan Siraj Abdul Wahab, Lc,MM.
Direktur Utama Qolbu Re-Engineering Foundation (QRF)

”jika kita berdakwah banyak memiliki ruh, maka media informasi dan information tekhnologi adalah salah satu yang menjadi ruh nya, sehingga untuk kemajuan dakwah, penguasaan terhadap informasi dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya adalah sebuah keniscayaan”

            Kemajuan Islam adalah hal yang didambakan oleh para da’I, sebagai tujuan dari perjuangan yang telah dilakukan dalam rentang waktu yang sangat panjang. Banyak tahapan yang dilewati serta banyak hammbatan yangmenghalangi. Untuk kemajuan islam itu menurut sayid quthb rahimahullah ada tiga syarat yang mesti dipenuhi yaitu: jamaa’ah yang mampu menghilangkan egonya  dan ego masyarakat, tergantung pada usaha yang telah dikerahkan, dan tergantung pada sarana yang sesuai dengan waktu dan tuntutan kondisi yang digunakan nya. Sebelum itu semua, sesuai representasi dirinya terhadap hakikat manhaj ini, serta penerjemahannya secara praktis dalam realitas dan prilaku dirinya 1

            Dan pengarahan kekuatan dalam dakwah harus sesuai dengan kebutuhan sedang kesesuaian waktu dan tempat adalah kata lain dari kesadaran terperinci dan rencana yang matang dan detail.

            Untuk sebuah kemajuan Islam dibutuhkan kekuatan kepemimpinan yang didukung oleh kuantitas yang berkualitas. Untuk memperoleh hal tersebut maka hal yang mesti dilakukan adalah dengan melakukan gerakan rekrutmen yang luas dan cepat untuk kemudian memberikan binaan dan pencerahan tentang keberadaan islam. Sehingga dengan jumlah yang banyak, maka kita telah tersebar di berbagai lini kehidupan yangdari setiap lini akan mengusung kebangkitan dan kemajuan Islam.

            Untuk melakukan rekrutmen ini ada beberapa langkah besar yang saling mendukung; dengan menyebarkan ulama oratoryang memiliki kefasihan bahasa untuk berpidato di mesjid-mesjid, berceramah di berbagai perkumpulan, karena pengaruh mereka amat besar. Mereka akan mampu menarik masa yang ada disekelilingnya, yang akanm endekatkan mereka pada pemahaman jama’ah             Selanjutnya melakukan gerakan pembanjiran dengan puluhan ribu naskah untuk di sebarkan ke berbagai penjuru negeri. Sehingga pesan-pesan jama’ah dapat menyentuh ke berbagai lapisan masyarakat. Hal ini dilakuakan sebagai upaya untuk menciptakan pengaruh intensif yang bias dikokohkan , dilanjutkan, dan dikembangkan menjadi afiliasi harakah.

            Penggunaan media elektronik juga dapat dipergunakan untuk memperbanyak kaset- kaset yang secara terorganisir. Sehingga jangkauan dakwah bias memasukai kamar wanita melalui kaset, seorang ulama bertanya jawab dengannya, memasuki hati orang yang buta huruf, terasing dan jauh tidak bisa dijangkau oleh para da’I, mengisi obrolan malam para petani.

            Kemajuan teknologi adalah salah satu yang bisa di manfaatkan oleh kita untuk menyampaikan pesan-pesan ilahi, seperti membuat website, email serta beragam bentuk kecanggihan teknologi informasi lain. Juga dengan membuat film documenter yang akan menggiring manusia mendekatkan diri kepada Allah SWT, seperti yang dilakukan Harun Yahya.

            Hal ini dilakukan bukan insidentil, akan tetapi sebagai sebuah pekerjaan yang terencana dari hasil syura para mu’asis (pelopor). Yang didalamnya ada banyak komisi yang merupakan pembagian kerja dalam melakukan tugas-tugas yang diembankan jama’ah. Sekali lagi hal ini dilakukan sangat terencana dan dari hasil pengkajian dan telaah yang mendalam terhadap berbagai realitas.

            Dari pemaparan diatas adalah suatu kemutlakan umat islam (baca ; da’I) untuk menguasai informasi. Dengan demikian kita membutuhkan komisi yang beranggotakan da’I sesnior yang berkumpul tiga sampai emapt kali setahun untuk membantu merumuskan kebijakan periodic bagi jurnal dan menentukan cirri-ciri utamanya.

            Juga komisi lain yang berkumpul saat diperlukan untuk memnentukan garis-garis umum untuk editorial penting yang memilikikarakter unik, serta memberikan komentar pada peristiwa yang besar.

            Juga puluhan da’I dan penulis lain dari semua majalah, yaitu mereka yang tersebar di berbagai Negara yang diminta menulis oleh majalah.

            Hal itu belum bisa dikatakan lengkap jika belum memiliki staf pendukung, dewan redaksi, yang terdiri dari enam jenis amal yang komplementatif :

A.     Arsip, yang terdiri dari berbagai artikel penting dari berbagai jurnal dan membaginya dalam dalam beberapa file.

B.     Membuat synopsis; dengan meringkas artikel-artikel panjang yang dietrbitkan berbagai media cetak menjadi bebrapa baris kalimat, hal ini sama dengan seorang peneliti sejarah yang menelaah jurnal-jurnal lama sebelum mengumpulkan arsip, lalu menggaris bawahi alenia-alenia penting.

C.     Pembuat catalog: yang bertugas membuat daftar judul artikel yang telah diterbitkan mengenai tiap-tiap tema dalam satu kelompok jurnal yang lebih luas di telaah pembuat synopsis, atau yang menjadi sumber arsip. Disertai nama-nama buku dalam setiap tema, dokumen-dokumen khusus yang terjaga.

D.     Konsultan yang memilih belasan njadi rujukan para redaksi melalui dialog dan korespondensi

E.     Peneliti yang memilih belasan da’I muda, dan masing-masing ditugasi  untuk meneliti satu tema penting di waktu luangnya sepanjang hari. Mereka berfungsi sebagai :pertama, menyempurnakan kekurangan arsip, kedua, kader yang diharapkan menjadi pakar beberapa tahun yang akan datang.

F.      Manajer yang mengkoordinasikan, syaratnya adalah senang bekerja, dan tidak dibebani dengan kewajiban-kewajiban organisasi. Kewajibannya adalah mengunjungi dan mengarahkan para pekerja arsip dan catalog, bertemu dengan para peneliti dan konsultan
Dengan demikian dalam amal dakwah ini para da’I perlu menjaga dan memiliki jurnal khusus yang didistribusikan  keberbagai Negara untuk meningkatkan kesadaran politik serta pemikiran para da’i.

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang di dalam masjid-masjid Allah untuk menyebut nama-Nya, dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehinaan didunia dan di akhirat mendapat azab yang berat. (Q.S Al-Baqarah : 114)

Catatan kaki
1.      Hadzad – Din,
2.      Peristiwa besar seperti terjadinya peledakan gedung WTC (world trade center), umat islam dalam menyikapi hal ini tidak bisa gegabah. Harus ada sikap resmi yang dimiliki oleh umat islam agar terhindar berbagai fitnah. Apalagi dalam kondisi menyudutkan umat islam.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons