Pemberitahuan

Blog ini masih dalam tahap Konstruksi. Mohon Kesabaran dari Pembaca sekalian dan mohon doanya. blog ini adalah tempat kumpulan Tulisan para Asatidz dari seluruh pelosok Nusantara Insya Allah.

Jumat, 15 Maret 2013

Menyelami Makna Pertaubatan Nasional PKS, bagian dua dari tiga tulisan


Dan karena itu juga, saya akan mengumumkan agenda pertama kita yaitu melakukan pertaubatan bagi seluruh pengurus dan kader PKS. Kita akan memulai dari istighfar, kita akan memulai dari taubat. Astaghfirullahaladzim.” (Anis Matta)

Kata kunci dari pernyataan Anis Matta diatas ada dua hal yaitu taubat dan istiggfar.

Taubat

Taubat adalah kembali dari sesuatu yang tercela dalam pandangan syariat kepada segala sesuatu yang terpuji dalam pandangannya. Tobat merupakan prinsip pokok dalam kegiatan spiritual para sufi, kunci kebahagiaan bagi para murid dan syarat sahnya perjalanan menuju Allah.

“Dan bertobatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung.” (QS.An-Nur:31).

Mohonlah Ampun kepada Tuhan kalian dan bertobatlah kepada-Nya” (QS. At-Tahrim:08)

Rasulullah, meskipun beliau terpelihara dari segala dosa dan kesalahan, beliau sering memperbarui tobat dan mengulang-ulang istigfar.

“Wahai sekalian Manusia, bertobatlah kaliankepada Allah dan mohonlah ampunan-Nya. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Nya dalam sehari semalam sebanyak seratus kali.” (HR. Muslim).

Syarat-syarat Taubat:
1.     Penyesalan
2.     Menghentikan perbuatan dosa
3.     Bertekad kuat tidak mengulangi[1]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menuturkan,” yang benar diantara orang-orang yang bertaubat ada yang tidak bisa kembali ke derajat semula.namun, adapula yang justru bisa kembali ke derajat semula. Namun, ada pula yang justru kembali ke derajat yang lebih tinggi, sehingga  ia menjadi lebih baik daripadakeadaannya sebelum berbuat dosa”. [2]


Dosa  Yang Menjadi Jalan Kepada-Nya.

Boleh jadi Allah membuka ketaatan bagimu, akan tetapi tidak (belum) membuka pintu pengabulan (diterimanya ketaatan itu). Dan boleh jadi pula Allah menakdirkan mu berbuat dosa, akan tetapi ternyata dosa itu menjadi penyebab sapai tujuan engkau kepada-Nya.” (Al-Hikam)

Nabi saw pernah bersabda, sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah ra,
Demi allah yang jiwaku berada dalam gengaman tangan-Nya, andaikan diantara kalian tidak terdapat orang-orang yang melakukan perbuatan dosa, maka dengan kebijaksanaan Allah akan menggantikan kalian dengan umat baru yang melakukan perbuatan dosa, lalu memohon ampunan-Nya, dan diampunilah dosa-dosa mereka oleh Allah.”

Maka hendaknya kita jangan kita melihat ketaatan dan kemaksiatan secara lahiriah dan dalam waktu tertentu saja. Seseorang yang Nampak ahli ibadah mungkin belum dikabulkan permohonannya karena ibadahnya sebetulnya tidak semata-mata bagi Allah. Sedang orang-orang yang jatuh dalam maksiat, lalu berhenti melakukannya karena takut pada Allah, maka Allah akan menuntunnya menjadi orang yang baik di sisinya.

Maksiat dan Rahmat Allah

“kemaksiatan yang menimbulkan rasa hina dan rasa membutuhkan (penyesalan) jauh lebih baik daripada ketaatan yang menimbulkan rasa bangga dan kesombongan.” (Al-Hikam)

Cara pandang orang-orang yang ahli tentang perjalanan menuju Allah berbeda dengan cara pandang orang awam. Seorang yang arif senantiasa memperhatikan dengan seksama apa yang tengah terjadi, yang telah berlalu dan mempersiapkan untuk kurun yang akan datang. Ia selalu disibukkan dengan strategi, bagaimana cara untuk dapat lulus dalam ujian  melewati waktu-waktu tersebut.

“Tidak setiap orang yang memperoleh keistimewaan sepenuhnya terbebas (dari penyakit-penyakit jiwa) Apabila engaku terlanjur berbuat dosa, maka jangan membuat engaku berputus asa dalam menggapai istiqomah kepada Rabbmu, karena bias jadi,itu adalah dosa terakhir yang ditakdirkan bagimu.

Tak ada jabatan abadi di dunia

Bila engkau tidak ingin bergeser, maka jangan memangku jabatan (kedudukan) yang tidak abadi bagimu. (Al-Hikam)

Jabatan merupakan fitnah terbesar bagi para penempuh jalan menuju Allah Ta’ala. Sebab, didalam jabatan terletak tanggung jawab besar yang (apabila tidak terpenuhi) bias menggiring hamba kepada murka Allah.

Mundurnya LHI dari keanggotan dari keanggotaan DPR RI Pertama, karena LHI ingin fokus menyelesaikan masalah hukum yang menjeratnya.  Kedua, jelas dia, karena tidak ingin memakan gaji buta. Menjelaskan Jabatan itu tidak berada di hati dan pemikiran para kader PKS. Jabatan adalah amanah untuk memperbaiki bangsa dan menyebarkan rahmat Allah di muka bumi.[3]

Inilah arti penting pertobatan itu. Merupakan instropeksi, refleksi dan lau tranformasi diri untuk melakukan hal yang lebih baik kedepan. Terus bekerja, bekerja dan bekerja. PKS bekerjalah untuk Indonesia, kemudikanlah perahu dakwahmu menerjang badai di lautan lepas peradaban.

Perahu dakwahku teruslah berlayar
Kau kembangkan layarmu dengan manisnya
Kau arungi samudera dakwah dengan indahnya
Kau taklukkan ombak dan badai dengan tegasnya

Perahu dakwahku teruslah berlayar
Walau terjangan ombak siap menghantammu
Walau badai besar siap menerjangmu
Yakinlah bahwa kau akan sampai di pelabuhan terindah

Perahu dakwahku teruslah berlayar
Takkan goyah, walau satu layar terkoyah
Teruslah arungi samudera dakwah ini dengan indahnya
Tetaplah pada keyakinanmu bahwa perahu ini tidak akan tenggelam

Perahu dakwahku teruslah berlayar
Walaupun banyak penumpang yang meninggalkanmu
Aku akan setia di dalam perahu ini 
Hinggaku bertemu pelabuhan indah bersamamu

Ku kan setia dalam perahu dakwah ini[4]


[1] Kompilasi dari buku Olahraga Hati, Dr. Ahmad farid hal-73 dan hakaekat Tasawuf, Syaik Abdul Qadir Isa, Hal-194-195.
[2] Olahraga hati, Dr. Ahmad farid, hal-76.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons