Pemberitahuan

Blog ini masih dalam tahap Konstruksi. Mohon Kesabaran dari Pembaca sekalian dan mohon doanya. blog ini adalah tempat kumpulan Tulisan para Asatidz dari seluruh pelosok Nusantara Insya Allah.

Rabu, 19 Oktober 2011

GETARAN- GETARAN ADZAN



GETARAN- GETARAN ADZAN
H. Sofyan Siraj Abdul Wahab, Lc,MM.
Direktur Utama Qolbu Re-Engineering Foundation (QRF)

”jika kita berdakwah banyak memiliki ruh, maka media informasi dan information tekhnologi adalah salah satu yang menjadi ruh nya, sehingga untuk kemajuan dakwah, penguasaan terhadap informasi dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya adalah sebuah keniscayaan”

            Kemajuan Islam adalah hal yang didambakan oleh para da’I, sebagai tujuan dari perjuangan yang telah dilakukan dalam rentang waktu yang sangat panjang. Banyak tahapan yang dilewati serta banyak hammbatan yangmenghalangi. Untuk kemajuan islam itu menurut sayid quthb rahimahullah ada tiga syarat yang mesti dipenuhi yaitu: jamaa’ah yang mampu menghilangkan egonya  dan ego masyarakat, tergantung pada usaha yang telah dikerahkan, dan tergantung pada sarana yang sesuai dengan waktu dan tuntutan kondisi yang digunakan nya. Sebelum itu semua, sesuai representasi dirinya terhadap hakikat manhaj ini, serta penerjemahannya secara praktis dalam realitas dan prilaku dirinya 1

            Dan pengarahan kekuatan dalam dakwah harus sesuai dengan kebutuhan sedang kesesuaian waktu dan tempat adalah kata lain dari kesadaran terperinci dan rencana yang matang dan detail.

            Untuk sebuah kemajuan Islam dibutuhkan kekuatan kepemimpinan yang didukung oleh kuantitas yang berkualitas. Untuk memperoleh hal tersebut maka hal yang mesti dilakukan adalah dengan melakukan gerakan rekrutmen yang luas dan cepat untuk kemudian memberikan binaan dan pencerahan tentang keberadaan islam. Sehingga dengan jumlah yang banyak, maka kita telah tersebar di berbagai lini kehidupan yangdari setiap lini akan mengusung kebangkitan dan kemajuan Islam.

            Untuk melakukan rekrutmen ini ada beberapa langkah besar yang saling mendukung; dengan menyebarkan ulama oratoryang memiliki kefasihan bahasa untuk berpidato di mesjid-mesjid, berceramah di berbagai perkumpulan, karena pengaruh mereka amat besar. Mereka akan mampu menarik masa yang ada disekelilingnya, yang akanm endekatkan mereka pada pemahaman jama’ah             Selanjutnya melakukan gerakan pembanjiran dengan puluhan ribu naskah untuk di sebarkan ke berbagai penjuru negeri. Sehingga pesan-pesan jama’ah dapat menyentuh ke berbagai lapisan masyarakat. Hal ini dilakuakan sebagai upaya untuk menciptakan pengaruh intensif yang bias dikokohkan , dilanjutkan, dan dikembangkan menjadi afiliasi harakah.

            Penggunaan media elektronik juga dapat dipergunakan untuk memperbanyak kaset- kaset yang secara terorganisir. Sehingga jangkauan dakwah bias memasukai kamar wanita melalui kaset, seorang ulama bertanya jawab dengannya, memasuki hati orang yang buta huruf, terasing dan jauh tidak bisa dijangkau oleh para da’I, mengisi obrolan malam para petani.

            Kemajuan teknologi adalah salah satu yang bisa di manfaatkan oleh kita untuk menyampaikan pesan-pesan ilahi, seperti membuat website, email serta beragam bentuk kecanggihan teknologi informasi lain. Juga dengan membuat film documenter yang akan menggiring manusia mendekatkan diri kepada Allah SWT, seperti yang dilakukan Harun Yahya.

            Hal ini dilakukan bukan insidentil, akan tetapi sebagai sebuah pekerjaan yang terencana dari hasil syura para mu’asis (pelopor). Yang didalamnya ada banyak komisi yang merupakan pembagian kerja dalam melakukan tugas-tugas yang diembankan jama’ah. Sekali lagi hal ini dilakukan sangat terencana dan dari hasil pengkajian dan telaah yang mendalam terhadap berbagai realitas.

            Dari pemaparan diatas adalah suatu kemutlakan umat islam (baca ; da’I) untuk menguasai informasi. Dengan demikian kita membutuhkan komisi yang beranggotakan da’I sesnior yang berkumpul tiga sampai emapt kali setahun untuk membantu merumuskan kebijakan periodic bagi jurnal dan menentukan cirri-ciri utamanya.

            Juga komisi lain yang berkumpul saat diperlukan untuk memnentukan garis-garis umum untuk editorial penting yang memilikikarakter unik, serta memberikan komentar pada peristiwa yang besar.

            Juga puluhan da’I dan penulis lain dari semua majalah, yaitu mereka yang tersebar di berbagai Negara yang diminta menulis oleh majalah.

            Hal itu belum bisa dikatakan lengkap jika belum memiliki staf pendukung, dewan redaksi, yang terdiri dari enam jenis amal yang komplementatif :

A.     Arsip, yang terdiri dari berbagai artikel penting dari berbagai jurnal dan membaginya dalam dalam beberapa file.

B.     Membuat synopsis; dengan meringkas artikel-artikel panjang yang dietrbitkan berbagai media cetak menjadi bebrapa baris kalimat, hal ini sama dengan seorang peneliti sejarah yang menelaah jurnal-jurnal lama sebelum mengumpulkan arsip, lalu menggaris bawahi alenia-alenia penting.

C.     Pembuat catalog: yang bertugas membuat daftar judul artikel yang telah diterbitkan mengenai tiap-tiap tema dalam satu kelompok jurnal yang lebih luas di telaah pembuat synopsis, atau yang menjadi sumber arsip. Disertai nama-nama buku dalam setiap tema, dokumen-dokumen khusus yang terjaga.

D.     Konsultan yang memilih belasan njadi rujukan para redaksi melalui dialog dan korespondensi

E.     Peneliti yang memilih belasan da’I muda, dan masing-masing ditugasi  untuk meneliti satu tema penting di waktu luangnya sepanjang hari. Mereka berfungsi sebagai :pertama, menyempurnakan kekurangan arsip, kedua, kader yang diharapkan menjadi pakar beberapa tahun yang akan datang.

F.      Manajer yang mengkoordinasikan, syaratnya adalah senang bekerja, dan tidak dibebani dengan kewajiban-kewajiban organisasi. Kewajibannya adalah mengunjungi dan mengarahkan para pekerja arsip dan catalog, bertemu dengan para peneliti dan konsultan
Dengan demikian dalam amal dakwah ini para da’I perlu menjaga dan memiliki jurnal khusus yang didistribusikan  keberbagai Negara untuk meningkatkan kesadaran politik serta pemikiran para da’i.

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang di dalam masjid-masjid Allah untuk menyebut nama-Nya, dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehinaan didunia dan di akhirat mendapat azab yang berat. (Q.S Al-Baqarah : 114)

Catatan kaki
1.      Hadzad – Din,
2.      Peristiwa besar seperti terjadinya peledakan gedung WTC (world trade center), umat islam dalam menyikapi hal ini tidak bisa gegabah. Harus ada sikap resmi yang dimiliki oleh umat islam agar terhindar berbagai fitnah. Apalagi dalam kondisi menyudutkan umat islam.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons