Pemberitahuan

Blog ini masih dalam tahap Konstruksi. Mohon Kesabaran dari Pembaca sekalian dan mohon doanya. blog ini adalah tempat kumpulan Tulisan para Asatidz dari seluruh pelosok Nusantara Insya Allah.

Rabu, 13 Maret 2013

Menyelami Makna Pertaubatan Nasional PKS, pertama dari tiga tulisan


“Seperti yang saya katakan tadi, kalau kita ingin memulai perubahan yang hakiki, kita musti memulai dari diri kita sendiri. Kita sebagai manusia melakukan banyak kesalahan. Terutama kami. Secara pribadi, saya dan semua pimpinan PKS menyadari pasti melakukan kesalahan.

Dan karena itu juga, saya akan mengumumkan agenda pertama kita yaitu melakukan pertaubatan bagi seluruh pengurus dan kader PKS. Kita akan memulai dari istighfar, kita akan memulai dari taubat. Astaghfirullahaladzim.”

“Kita pasti bisa melalui hari-hari sulit ini. Asalkan kita mengetahui tiga syarat utama untuk melaluinya. Yang pertama adalah memohon pertolongan pada Allah SWT. Allahumma iyya kana'budu wa iya kanasta'in.” (Political Statemet, Anis Matta).[1]

Hanya bergantung kepada Allah saja. Mengingatkan saya pada penggalan dialog antara Sayyid Qutb dan Gamal Abden Nasher. “Ketika ada orang yang menzhalami saya  di bumi Mesir ini maka saya akan mengadukan penyelesaian masalah ini kepada anda sebagai ‘rais’ (presiden di negeri ini). Namun, saat ini anda yang menyakiti saya, maka hanya kepada Allahlah saya akan mengadukan Anda,” kata beliau. Gemetar badan Gamal Abden Nasher mendengar ucapan ini dan meminta sang ulama ini menarik ucapannya kembali.

Salah satu cara yang paling bahaya dan harus diwaspadai dari musuh-musuh Islam adalah penipuan yang menjebak umat Islam pada perangkap-perangkap mematikan. Menukil para ahli sejarah, Syeikh Al-Mubarakfuri menulis bahawa pada bulan Safar tahun ke-4 H, beberapa utusan dari kabilah-kabilah Adhal dan Qarah menemui Rasulullah saw. Dengan wajah berseri-seri mereka mengatakan bahwa berita tentang Islam telah sampai kepada mereka. Kerana itu, mereka meminta kepada Rasulullah saw mengutus beberapa orang untuk mengajarkan agama dan Al-Quran. Dengan sukacita, Rasulullah saw memenuhi permintaan mereka. Beliau mengutus enam orang dai. Menurut riwayat lain, jumlah mereka sepuluh orang dan mengangkat Marsad bin Abu Marsad al-Ghanawi sebagai pemimpin.

Utusan Rasul saw pun berangkat bersama rombongan kabilah tersebut. Namun, sesampai di Raji', sumber air milik Bani Hudzail di wilayah Hijaz antara Rabigh dan Jeddah, utusan kabilah itu berteriak-teriak memanggil Bani Hudzail dan Bani Lihyan agar menyerang utusan kaum Muslim. Jumlah musuh sangat banyak, sekitar seratus orang. Tujuh orang pilihan yang dikirim Rasulullah saw itu gugur sedang tiga orang lagi selamat.

Mendengar berita penyerangan terhadap para utusan itu, Rasulullah saw sangat sedih. Kesedihan itupun masih bertambah-tambah lagi. Pada bulan itu juga terjadi tragedi lain yang lebih mengerikan yang dikenal dengan peristiwa Bi'r Ma'unah.[2]
Peristiwa Bi’r Ma’unah

Misi Dakwah di Bir Ma’unah adalah peristiwa pengiriman duta dakwah Ke negeri Nejd atas permintaan Abu Barra’. Awalnya Rasulullah khawatir dengan keselamatan duta akwah tersebut. Setelah mendapat jaminan dari Abu Barra,’ saw mengutus 70 orang pilihan, tokoh kaum muslimin dan Ahli al-Quran yang dipimpin oleh Al-Mundzir bin Amru yang berasal dari suku Sa'idah.Setibanya di Bi'r Ma'unah, sebuah tempat yang terletak antara perkampungan Bani Amir dan perkampungan Bani Hurrah bin Salim, mereka beristirehat. Semua utusan tersebut di bunuh. Dan berita ini sampai ke Rasulullah melalui Amr bin Umayyah.

Tragedi ini  membuat kepedihan dan kesedihan mendalam  di hati Rasulullah saw sehingga selama 30 hari beliau mendoakan kebinasaan kabilah-kabilah yang telah menghina dan mambantai sahabat-sahabatnya itu.[3] Atau disebut dengan Qunut Nazilah.


Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa ini adalah: 
Pertama,  adalah sunnatullah bahwa musuh-musuh Islam akan terus berusaha mematikan agama ini. dan menghalangi penyebaran nilai-nilainya, tapi juga dengan membunuh para dainya.

Kedua,. Bisanya bersifat konspiratif. Dimensinya luas, bisa masuk sektor politik, militer, rekayasa sosial atau bahkan misi dekadensi moral.

Ketiga, yang harus dimiliki umat Islam adalah selalu mengambil pembelajaran,  Meningkatkan kapasitas diri, cerdas dan hati-hati dalam bertindak. Sehingga mempunyai  imunitas  berupa kredibilitas akidah, intelektualitas, moralitas dan sosial.[4]

Selaras dengan Pernyataan anis Matta:

“Seperti yang saya katakan tadi, kalau kita ingin memulai perubahan yang hakiki, kita musti memulai dari diri kita sendiri. Kita sebagai manusia melakukan banyak kesalahan. Terutama kami. Secara pribadi, saya dan semua pimpinan PKS menyadari pasti melakukan kesalahan.”


Bersambung…………

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons