“Seperti
yang saya katakan tadi, kalau kita ingin memulai perubahan yang hakiki, kita
musti memulai dari diri kita sendiri. Kita sebagai manusia melakukan banyak
kesalahan. Terutama kami. Secara pribadi, saya dan semua pimpinan PKS menyadari
pasti melakukan kesalahan.
Dan
karena itu juga, saya akan mengumumkan agenda pertama kita yaitu melakukan
pertaubatan bagi seluruh pengurus dan kader PKS. Kita akan memulai dari
istighfar, kita akan memulai dari taubat. Astaghfirullahaladzim.”
“Kita
pasti bisa melalui hari-hari sulit ini. Asalkan kita mengetahui tiga syarat
utama untuk melaluinya. Yang pertama adalah memohon pertolongan pada Allah SWT.
Allahumma iyya kana'budu wa iya kanasta'in.” (Political Statemet,
Anis Matta).[1]
Hanya bergantung kepada Allah
saja. Mengingatkan saya pada penggalan dialog antara Sayyid Qutb dan Gamal
Abden Nasher. “Ketika ada orang yang menzhalami saya di bumi Mesir ini maka saya akan mengadukan
penyelesaian masalah ini kepada anda sebagai ‘rais’ (presiden di negeri ini).
Namun, saat ini anda yang menyakiti saya, maka hanya kepada Allahlah saya akan
mengadukan Anda,” kata beliau. Gemetar badan Gamal Abden Nasher mendengar
ucapan ini dan meminta sang ulama ini menarik ucapannya kembali.
Salah
satu cara yang paling bahaya dan harus diwaspadai dari musuh-musuh Islam adalah
penipuan yang menjebak umat Islam pada perangkap-perangkap mematikan. Menukil para ahli sejarah,
Syeikh Al-Mubarakfuri menulis bahawa pada bulan Safar tahun ke-4 H, beberapa
utusan dari kabilah-kabilah Adhal dan Qarah menemui Rasulullah saw. Dengan
wajah berseri-seri mereka mengatakan bahwa berita tentang Islam telah sampai
kepada mereka. Kerana itu, mereka meminta kepada Rasulullah saw mengutus
beberapa orang untuk mengajarkan agama dan Al-Quran. Dengan sukacita,
Rasulullah saw memenuhi permintaan mereka. Beliau mengutus enam orang dai.
Menurut riwayat lain, jumlah mereka sepuluh orang dan mengangkat Marsad bin Abu
Marsad al-Ghanawi sebagai pemimpin.
Utusan Rasul saw pun berangkat
bersama rombongan kabilah tersebut. Namun, sesampai di Raji', sumber air milik
Bani Hudzail di wilayah Hijaz antara Rabigh dan Jeddah, utusan kabilah itu
berteriak-teriak memanggil Bani Hudzail dan Bani Lihyan agar menyerang utusan
kaum Muslim. Jumlah musuh sangat banyak, sekitar seratus orang. Tujuh orang
pilihan yang dikirim Rasulullah saw itu gugur sedang tiga orang lagi selamat.
Mendengar berita penyerangan
terhadap para utusan itu, Rasulullah saw sangat sedih. Kesedihan itupun masih bertambah-tambah
lagi. Pada bulan itu juga terjadi tragedi lain yang lebih mengerikan yang
dikenal dengan peristiwa Bi'r Ma'unah.[2]
Peristiwa
Bi’r Ma’unah
Misi Dakwah di Bir Ma’unah
adalah peristiwa pengiriman duta dakwah Ke negeri Nejd atas permintaan Abu
Barra’. Awalnya Rasulullah khawatir dengan keselamatan duta akwah tersebut. Setelah
mendapat jaminan dari Abu Barra,’ saw mengutus 70 orang pilihan, tokoh kaum
muslimin dan Ahli al-Quran yang dipimpin oleh Al-Mundzir bin Amru yang berasal
dari suku Sa'idah.Setibanya di Bi'r Ma'unah, sebuah tempat yang terletak antara
perkampungan Bani Amir dan perkampungan Bani Hurrah bin Salim, mereka
beristirehat. Semua utusan tersebut di bunuh. Dan berita ini sampai ke
Rasulullah melalui Amr bin Umayyah.
Tragedi ini membuat kepedihan dan kesedihan mendalam di hati Rasulullah saw sehingga selama 30 hari
beliau mendoakan kebinasaan kabilah-kabilah yang telah menghina dan mambantai
sahabat-sahabatnya itu.[3] Atau disebut dengan Qunut
Nazilah.
Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa
ini adalah:
Pertama, adalah
sunnatullah bahwa musuh-musuh Islam akan terus berusaha mematikan agama ini. dan
menghalangi penyebaran nilai-nilainya, tapi juga dengan membunuh para dainya.
Kedua,. Bisanya bersifat konspiratif. Dimensinya luas, bisa masuk
sektor politik, militer, rekayasa sosial atau bahkan misi dekadensi moral.
Ketiga, yang harus dimiliki umat Islam
adalah selalu mengambil pembelajaran,
Meningkatkan kapasitas diri, cerdas dan hati-hati dalam bertindak. Sehingga
mempunyai imunitas berupa kredibilitas akidah, intelektualitas,
moralitas dan sosial.[4]
Selaras dengan Pernyataan anis
Matta:
“Seperti
yang saya katakan tadi, kalau kita ingin memulai perubahan yang hakiki, kita
musti memulai dari diri kita sendiri. Kita sebagai manusia melakukan banyak
kesalahan. Terutama kami. Secara pribadi, saya dan semua pimpinan PKS menyadari
pasti melakukan kesalahan.”
Bersambung…………
0 komentar:
Posting Komentar